SIDOARJO, Kampus Ursulin - SANMARU.
"Jadilah pelindung yang siap di setiap kesempatan." — unknown,
Bertempat di Aula SMP Santa Maria II Sidoarjo (30/08/2024)
Para peserta didik SMP Santa Maria II Sidoarjo mengikuti seminar Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga sekolah dalam menangani situasi darurat di lingkungan sekolah seperti kecelakaan yang mengakibatkan cedera. Seminar ini menghadirkan para pembicara dari PMI (Palang Merah Indonesia) yang memberikan penjelasan tentang tindakan-tindakan pertama yang harus dilakukan ketika terjadi kecelakaan.
"Untuk memeriksa kesadaran korban, kita bisa pakai ASNT, atau AVPU. Dua-duanya sama, tapi hanya berbeda bahasanya. AVPU adalah Alert, Voice, Pain, Unresponsive. Sementara ASNT adalah Awas, Suara, Nyeri, Tidak respon. Untuk mengecek, kita bisa bertanya kepada korban dengan pertanyaan seperti 'Halo, kamu bisa dengar aku?', jika mereka menjawab, berarti poin 'suara' sudah terbuktikan." ujar Rafli selaku narasumber dari PMI.
Dalam seminar tersebut, peserta didik diajarkan tentang cara memberikan pertolongan pertama pada luka, patah tulang, cedera pada persendian, cek denyut nadi, dan lain-lain. Pembicara juga mengingatkan beberapa hal yang tidak dianjurkan dalam memberi pertolongan pertama. Banyak juga sharing-sharing pengalaman tentang menangani suatu kecelakaan yang bisa dijadikan sebagai pembelajaran untuk peserta didik. Selain itu, sesi tanya jawab juga memberikan kesempatan bagi peserta didik lebih memahami dan menanyakan hal-hal spesifik yang mungkin mereka hadapi di sekolah maupun diluar sekolah.
"Bapak akan memberi tahu 4 letak nadi dalam tubuh kalian. Sebenarnya nadi ada banyak, dari pelipis hingga mata kaki. Tapi kalian hanya perlu mengetahui 4. Keempat nadi tersebut antara lain 'karotis' terletak di leher, 'brachialis' terletak di lengan, 'radialis' terletak di tangan, serta 'femoralis' yang terletak di pangkal paha kita." ujar Rafli.
Diharapkan melalui seminar ini, seluruh peserta didik dapat lebih siap dan sigap dalam menghadapi situasi darurat yang mungkin terjadi di sekolah serta warga sekolah lebih berhati-hati agar tidak cedera atau terjadi kecelakaan. Dengan pengetahuan dan keterampilan dalam pertolongan pertama, diharapkan pula tingkat keselamatan di sekolah dapat meningkat, dan guru serta peserta didik dapat merasa lebih aman dan terlindungi dalam kegiatan sehari-hari mereka.
(CCF & QTW - 98)