Sidoarjo, Kampus Ursulin - Sanmaris, setiap tanggal 16 September, dunia memperingati Hari Ozon Internasional (International Day for the Preservation of the Ozone Layer). Peringatan ini ditetapkan oleh Majelis Umum PBB pada tahun 1994 melalui Resolusi 49/114, sebagai bentuk penghormatan atas penandatanganan Protokol Montreal pada tanggal 16 September 1987 tentang zat-zat yang merusak lapisan ozon. Tahun 2025 ini, dalam peringatan Hari Ozon yang ke 31, diangkat tema "From Science to Global Action" (Dari Sains ke Aksi Global), yang menekankan pentingnya menerapkan temuan ilmiah menjadi tindakan nyata untuk melindungi lapisan ozon.
Ozon (O₃) adalah gas tidak berwarna yang secara kimiawi sangat aktif. Lapisan ozon stratosfer, yang terletak pada ketinggian 20-35 km di atas permukaan bumi, berfungsi sebagai perisai pelindung alami bagi kehidupan di Bumi . Lapisan ini menyerap sebagian besar radiasi ultraviolet-B (UV-B) berbahaya dari matahari. Tanpa lapisan ozon, radiasi UV-B dapat menyebabkan beberapa hal buruk bagi manusia yakni diantaranya mengakibatkan kanker kulit dan katarak, melemahkan sistem kekebalan tubuh, merusak produksi pertanian dan ekosistem laut, dan mempercepat degradasi material seperti plastik dan cat dari benada-benda yang digunakan setiap hari di sekitar kita.
Berbagai instrumen satelit, seperti yang dioperasikan oleh NASA, terus memantau kondisi lapisan ozon secara global, khususnya di atas Antartika yang dikenal dengan fenomena "lubang ozon". Lubang ozon adalah istilah untuk menggambarkan penipisan ozon yang parah dan terkonsentrasi di atas Antartika selama musim semi di Belahan Bumi Selatan (September-November). Lubang ozon terjadi principalmente due to reaksi kimia antara gas ozon (O₃) dan zat perusak ozon buatan manusia seperti klorofluorokarbon (CFC). Data historis menunjukkan bahwa nilai total ozon di bawah 220 Dobson Unit (DU) (nilai yang digunakan untuk mendefinisikan batas lubang ozon) tidak terjadi sebelum 1979. Pada tahun 2025, meskipun ada tanda-tanda pemulihan, lubang ozon masih sangat besar. Luasnya bahkan dilaporkan mencapai tiga kali lipat luas benua Eropa. Ini membuktikan bahwa masalah ini masih sangat relevan dan memerlukan perhatian terus-menerus.
Meskipun data tersebut tampak mengkhawatirkan, ada kabar baik yang patut disyukuri. Protokol Montreal terbukti sukses menjadi contoh luar biasa dari kerjasama global yang efektif. Berkat protokol ini produksi dan konsumsi zat perusak ozon (seperti CFC) telah dihentikan secara bertahap sehingga lapisan ozon kini berada di jalur pemulihan. Ilmuwan memproyeksikan bahwa lapisan ozon dapat pulih ke tingkat sebelum 1980 sekitar pertengahan abad ini. Bahkan tanpa disadari, pandemi COVID-19 pada awal dekade 2020-an, cukup mengurangi aktivitas industri sehingga memberikan kesempatan bagi alam untuk bernapas dan membantu pemulihan ozon .
Pemulihan ozon adalah tanggung jawab bersama. Siswa SMP, sebagai generasi muda, bersama keluarga dan sekolah, dapat berperan besar melalui aksi nyata yang sederhana namun berdampak. Di sekolah, kita bisa menjadi Agen Perubahan yang membentuk klub lingkungan atau membuat proyek kelas untuk mempelajari tentang ozon dan menyebarluaskan informasinya melalui poster, presentasi, atau media sosial sekolah. Selain itu gerakan hemat energi yang sudah kita laukan selama ini ternyata juga merupakah langkah untuk melindungi ozon, lho. Menyalakan atau mematikan lampu, kipas angin, dan AC di ruangan sesuai kebutuhan / terjadwal adalah salah satu tindakan yang luar biasa.
Selain itu bersama Keluarga di rumah, kita bisa melakukan Gaya Hidup Ramah Ozon. Bagaimana caranya? Periksa label produk. Hindari produk yang mengandung CFC atau aerosol (biasanya ditemukan dalam semprotan parfum, obat nyamuk semprot, deodoran spray, dan kaleng penyegar udara). Pilih produk roll-on, gel, atau padat. Selain itu kita harus memastikan apakah AC dan kulkas di rumah menggunakan refrigeran ramah ozon seperti R-410A (untuk AC rumah) atau R-134a (untuk AC mobil/kulkas). Kemudian lakukan servis berkala agar tidak bocor dan bekerja lebih efisien. Cara lain yang bisa dilakukan yakni mengeringkan pakaian secara alami di bawah sinar matahari daripada menggunakan mesin pengering dan mematikan peralatan elektronik bukannyadalam mode standby.
Hari Ozon Internasional 2025 mengingatkan kita bahwa perjalanan dari sains ke aksi global harus terus berlanjut. Lapisan ozon sedang dalam proses pemulihan, tetapi belum sepenuhnya aman. Melalui langkah-langkah konkret yang dapat dilakukan oleh siswa SMP, keluarga, dan sekolah, kita semua dapat berkontribusi untuk melindungi ozon, menyelamatkan Bumi, dan menjamin planet yang sehat untuk generasi mendatang.
Selamat Hari Ozon Internasional 2025! Bersama kita bisa! 🌍✨
Nicolaus Henry