News &
Updates

News Image

Share

Mikroplastik di Sekitar Kita
14 Desember 2025

Sidoarjo, Kampus Ursulin – Sanmaris, apakah istilah mikroplastik sudah familiar di telinga Anda? Apakah kita juga sudah menyadari bahwa faktanya di lingkungan sekitar kita sudah banyak terdapat mikroplastik? Hasil penelitian tentang keberadaan mikroplastik yang dilakukan oleh siswa-siswi SMP Santa Maria Sidoarjo bersama komunitas ECOTON di bulan Desember ini patut menjadi perhatian dan alarm bagi kita bersama. 

Mikroplastik merupakan partikel plastik berukuran kecil yang muncul dari berbagai sumber seperti kosmetik, sabun, dan degradasi sampah plastik. Ukuran mikroplastik yang biasanya di bawah 5mm membuatnya kerap diabaikan. Salah satu jenis mikroplastik yang umum ditemukan adalah fiber, yaitu mikroplastik berbentuk serat halus yang umumnya berasal dari pakaian sintetis, kain, dan aktivitas manusia sehari-hari. 

Selama beberapa hari di bulan awal bulan Desember 2025, beberapa kelompok siswa dan kakak-kakak dari komunitas ECOTON berkesempatan ambil bagian melakukan pengamatan keberadaan mikroplastik di wilayah sekitar sekolah. Selama beberapa hari mereka menempatkan gelas ukur di beberapa tempat seperti halaman sekolah dan rumah masing-masing, tujuannya agar mendapatkan sampel air hujan yang akan digunakan sebagai dasar pengamatan keberadaan mikroplastik.  Pengamatannya sendiri dilaksanakan pada tanggal 5 Desember 2025. 

Berdasarkan hasil pengamatan, seluruh mikroplastik yang ditemukan pada semua sampel hanya 1 jenis yakni mikroplastik jenis fiber dan tidak ditemukan jenis mikroplastik lain seperti fragment, film, maupun foam. Fiber ditemukan baik di area sekolah maupun di sekitar rumah, dengan jumlah yang bervariasi pada setiap lokasi. Beberapa fiber juga memiliki perbedaan warna, yang menunjukkan kemungkinan berasal dari sumber yang berbeda, seperti pakaian, kain, atau perlengkapan rumah tangga.

Tidak adanya fragment, film, atau foam mengindikasikan minimnya degradasi plastik besar (sekunder) dari sampah domestik seperti styrofoam mie instan atau botol plastik, serta rendahnya abrasi ban kendaraan atau limbah kemasan. Hal ini juga menunjukkan bahwa lokasi tersebut memiliki polusi mikroplastik rendah keragaman, dengan fiber sebagai tipe primer dominan dari sumber antropogenik terfokus seperti rumah tangga atau budidaya ikan, sehingga tidak dipengaruhi polusi industri/plastik kemasan luas.

Lebih lanjut hasil ini pun menunjukkan bahwa indikasi pencemaran mikroplastik, khususnya jenis fiber, sudah ada di lingkungan sekitar tempat kita beraktivitas sehari-hari. Didapatkan dari berbagai penelitian bahwa mikroplastik terdeteksi di udara dalam ruangan dari serat pakaian dan karpet, serta terbawa angin hingga pegunungan dan lautan. Ia merusak ekosistem laut, diserap plankton hingga predator puncak seperti manusia, dan ditemukan di kotoran manusia hingga garam meja. Mikroplastik yang memasuki tubuh manusia melalui makanan, air, udara menurut hasil penelitian mampu  menyebabkan peradangan, stres oksidatif, serta gangguan usus. Bahkan jangka panjangnya berpotensi meningkatkan risiko kanker, depresi, dan gangguan kognitif. 

What’s next? Tentunya diperlukan kesadaran untuk mengurangi penggunaan bahan sintetis dan menjaga kebersihan lingkungan guna menekan penyebaran mikroplastik. Ada beberapa langkah praktis sehari-hari yang bisa kita lakukan, lho. 

Penulis (no 4 dari kanan) bersama Pak Riki (pendamping), sesama siswa dan kakak-kakak dari komunitas ECOTON

Di dapur kita bisa menggunakan botol minum, tempat makan, dan talenan dari kaca, stainless steel, kayu, atau bambu, bukan plastik sekali pakai; menyimpan dan memanaskan makanan di wadah kaca/keramik, bukan plastik (terutama di microwave atau saat makanan sangat panas); mengurangi makanan dan minuman berkemasan plastik (botol / wadah sekali pakai, teh celup plastik, kopi/teh kemasan); memilih bahan segar dan teh daun lepas jika memungkinkan. 

Saat mencuci & memilih pakaian kita bisa memilih dan memprioritaskan pakaian dari serat alami (katun, linen, rayon, wol) dibanding sintetis (polyester, nylon, acrylic) ketika membeli baru; mencuci pakaian sintetis dengan air dingin dan siklus lembut, jangan sering pakai pengering panas, untuk mengurangi serat mikro yang lepas; menggunakan kantong penangkap serat mikro di mesin cuci (laundry bag khusus) dan membersihkan filter mesin cuci secara rutin lalu buang kotorannya ke sampah, jangan ke saluran air. 

Dalam hal kebersihan rumah & air minum, sering-seringlah membersihkan rumah dengan kain pel basah atau kemoceng lembap, dan sedot debu menggunakan vacuum dengan filter baik agar serat mikro di debu tidak beterbangan dan terhirup; membuka jendela secara berkala (jika kualitas udara luar cukup baik) untuk menurunkan konsentrasi debu mikroplastik di dalam ruangan; memasang filter air rumah tangga dan menggunakan botol kaca atau stainless, bukan botol plastik isi ulang berulang. 

Sedangkan dalam memilih produk mandi & serta kebiasaan lain, mulailah menghindari produk yang mengandung microbeads (scrub wajah/tubuh yang ada butiran plastik halus), namun pilih produk dengan eksfoliator alami (gula, garam, biji tumbuhan); mengurangi penggunaan tisu basah dan peralatan sekali pakai (sendok garpu, cangkir, sedotan plastik) namun membawa peralatan makan dan sedotan pribadi yang bisa dicuci ulang; tidak membakar sampah plastik, namun memilahnya dan kemudian mengirimnya ke bank sampah/daur ulang agar tidak mudah terfragmentasi jadi mikroplastik di lingkungan sekitar rumah. 

It's a piece of cake, isn’t it? Mari menjadi agen perubahan demi lingkungan yang lebih bersih. Kita rubah kebiasaan-kebiasaan yang ternyata merusak lingkungan menjadi kebiasaan yang ramah lingkungan. Salam ecopreneur. 

 

Penulis : Humbelina Dika Cheranda (siswi kelas IX)

Editor : Nicolaus Henry S. 

 

[1](https://tentanganak.com/artikel/risiko-mikroplastik-di-rumah/)

[2](https://www.antaranews.com/berita/4742273/cara-mengurangi-paparan-mikroplastik-dalam-makanansehari-hari)

[3](https://www.risetku.com/blog/solusi-mikroplastik)

[4](https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20250414105354-33-625728/5-cara-mudah-kurangi-paparan-mikroplastik-masuk-ke-tubuh)

[5](https://moaja.id/tips-praktis-mengurangi-paparan-mikroplastik/)

[6](https://plasticsmartcities.wwf.id/feature/article/menangani-bahaya-mikroplastik-di-rumah-tangga)

[7](https://fst.umsida.ac.id/7-cara-mengurangi-paparan-plastik/)

[8](https://umsida.ac.id/7-cara-mengurangi-paparan-mikroplastik/)

[9](https://hellosehat.com/sehat/informasi-kesehatan/mikroplastik/)