Sidoarjo, Kampus Ursulin – Sanmaris, masa Adven 2025 kembali mengunjungi kita. Kita patut mempersiapkan hati menyambut kelahiran Yesus Kristus pada Natal, melalui tema "Mempersiapkan Kedatangan Tuhan dengan Penuh Tanggung Jawab Iman, Harapan, dan Kasih". Periode empat minggu ini, dimulai akhir November hingga 25 Desember, melambangkan penantian seperti korona Adven dengan empat lilin yang dinyalakan bertahap: harapan, iman, sukacita (lilin pink minggu ketiga), dan kasih.
Adven berasal dari kata Latin "adventus" yang berarti kedatangan, mengingatkan dua peristiwa: kelahiran Yesus pertama di Betlehem dan kedatangan-Nya kedua di akhir zaman. Bagi remaja seperti kalian, masa ini jadi waktu refleksi di tengah kesibukan sekolah, gadget, dan teman sebaya. Setiap minggu punya pesan khusus dari bahan Rekat Keuskupan Surabaya. Minggu pertama nyalakan harapan seperti api lilin pertama, minggu kedua renungkan kasih sederhana kandang Natal ala Santo Fransiskus Assisi, minggu ketiga (Gaudete) rayakan sukacita Maklumat Natal yang merangkum sejarah keselamatan, dan minggu keempat penuhi iman melalui empat Misa Natal (Vigili, Malam, Fajar, Siang).
Liturgi Adven pakai warna ungu sebagai tanda pertobatan dan penantian. Kalian bisa ikut doa keluarga dengan membuat korona Adven di rumah, nyalakan lilin sambil baca Injil Lukas 2 atau Filipi 4:4-5 tentang sukacita Tuhan yang dekat. Ini tentunya akan membantu kalian tumbuh dewasa secara rohani dan guyub dalam persekutuan Rekat.

Bagaimana aksi konkret di masa adven ini? Apa saja yang bisa kita lakukan saat masa adven ini? Di rumah, kita bisa memulai dengan "Steps of Hope": buat jalur kertas dari pintu kamar ke meja keluarga, tempel kartu bertuliskan "percaya, doa, bersyukur, peduli, sabar". Berjalan pelan sambil tulis makna kata itu bagi kalian, lalu simpan sebagai pengingat harian. Contoh: pagi hari tulis satu hal disyukuri di buku catatan, seperti "terima kasih Tuhan atas sarapan dari Ibu". Atau bisa juga membuat "Chain of Hope" dengan cara mepotong kertas warna-warni dan kemudian tulis doa harapan pribadi (misal "Tuhan, kuatkan imanku belajar"). Sambung jadi rantai panjang untuk melingkari korona Adven. Tiap malam, baca satu doa dari rantai itu sebelum tidur. Bantu orang tua dengan tugas sederhana seperti cuci piring tanpa diminta, tiru kasih Yesus di kandang domba yang low-profile. Selain itu Puasa medsos satu jam sehari juga bisa menjadi opsi. Gantilah membaca medsos dengan baca Sabda atau doa Rosario keluarga.
Aksi Konkret masa adven juga bisa dilakukan di Sekolah dan Pertemanan kita sehari-hari. ajak teman-teman untuk ikut "Rantai Doa Pengharapan". Bagilah kertas kecil saat istirahat, tulis doa positif seperti "semangat ujian teman", sambung bareng jadi hiasan kelas. Selain itu juga bisa menapa teman pendiam atau yang sering diejek, katakan "Hai, lagi apa? Mau sharing?". Bantu tugas teman tanpa harap balas, tiru gembala yang pertama dengar kabar baik Natal lalu sebarkan. Lalu juga membuat "Resolusi Natal" yakni dengan menulis di sticky note tiga aksi – harapan (chat teman down), iman (baca Injil Lukas 2), kasih (sisihkan uang jajan untuk donasi makanan anak kurang mampu via kotak amal sekolah). Hal-hal lain juga masih banyak untuk bisa dilakukan oleh teman-teman Rekat. Gabung kegiatan Rekat paroki: visualisasi Greccio (bayangin kandang Natal asli), atau isi kolom "Sukacita vs Dukacita" lalu share kelompok kecil untuk saling doakan.

Aksi kecil di atas bisa mengubah Adven menjadi tanggung jawab nyata: iman aktif, harapan dibagikan, kasih dipraktikkan. Kalian jadi misionaris pengharapan seperti Hymne Yubileum 2025, tebarkan sukacita di keluarga dan sekolah. Simpan pengingat seperti rantai doa atau kartu resolusi, agar semangat tersebut tetap awet pasca-Natal.
Mari, nyalakan lilin hati kalian sekarang!