Sidoarjo, Kampus Ursulin-SANMARU. "Energy and persistence conquer all things." – Benjamin Franklin. Bertempat di lapangan SMP Santa Maria Sidoarjo pada (02/06/2025) “Pengembangan Diri" kegiatan yang dinanti-nantikan oleh peserta didik. Kegiatan ini bukan hanya mengenai menang atau kalah, melainkan menjadi ajang bagi peserta didik untuk membangun rasa percaya diri dengan mengembangkan karakter, bakat, dan jiwa yang sportif. Ibarat udara segar, pengembangan diri dapat membawa semangat baru di tengah penatnya rutinitas belajar. Pada momen inilah, tawa menggantikan tekanan, rasa lelah digantikan dengan semangat untuk tampil dan berani mencoba. Tak hanya berkaitan dengan olahraga, tetapi juga ajang untuk memperkenalkan permainan tradisional di Indonesia. Beberapa permainan terlihat dimodifikasi agar relevan bagi generasi muda.
Kegiatan ini diawali dengan ibadat penutupan Bulan Maria yang dipimpin oleh kelas 9C. Ibadat ini menjadi momen berharga bagi para peserta didik untuk merenungkan perjalanan Doa Rosario yang mereka lalui selama sebulan penuh, sekaligus menumbuhkan harapan baru untuk kehidupan mendatang. Selesainya ibadat menandai dimulainya perlombaan pengembangan diri tahun ajaran 2024/2025. Kali ini diawali dengan perlombaan bola kaki. Bola kaki adalah salahsatu olahraga bola kecil yang sudah mengalami beberapa modifikasi yang menjadikan salah satu permainan yang digemari oleh peserta didik SMP Santa Maria II Sidoarjo. Pada perlombaan ini, setiap kelas bertanding satu dengan yang lain untuk mengenai bagian kaki lawan dengan bola. Selain menguji keterampilan fisik, permainan ini juga mengajarkan peserta didik untuk bekerja sama, meningkatkan komunikasi yang positif, dan mencapai tujuan bersama.
Setelah perlombaan bola kaki, lomba permainan tradisional pun dimulai, dimulai dengan permainan Bakiak. “Bakiak” siapa yang tidak tahu mengenai permainan tradisional ini? Bakiak adalah permainan yang menggunakan dua buah papan berukuran 125 cm. Pada permukaan, terdapat lekukan tali yang dirancang seperti sandal. Setiap pemain akan memasukkan kaki mereka ke dalam lekukan tali tersebut dan saling bekerja sama untuk mencapai garis tujuan. Dalam permainan ini, peserta didik dilatih kesabarannya dalam mengikuti aturan permainan serta meningkatkan pengembangan sosial mereka.
Kegiatan berlanjut dengan permainan balap karung, balap karung adalah permainan yang dilakukan dengan memasukkan kedua kaki peserta ke dalam karung yang mencapai pinggang mereka dan melompat ke garis finish. Dulu, permainan ini hanya dimainkan oleh anak yang berumur 6-12 tahun. Namun, seiring berjalannya waktu orang dewasa juga memainkan ini di acara perayaan, atau hari-hari besar. Adapun hal yang menjadikan permainan ini unik dan berbeda dari yang lain, dalam permainan ini peserta didik SMP Santa Maria II Sidoarjo akan memainkan dengan menggunakan helm. Peserta didik akan memakai helm terlebih dahulu baru memasukan kaki ke dalam karung dan kemudian melompat menuju garis finish.
Tibalah menuju perlombaan terakhir, permainan yang menjadikan kerja sama dan komunikasi sebagai poin utama untuk mencapai kemenangan permainan ini adalah “Estafet Hula Hoop”. Permainan ini merupakan permainan berkelompok menggunakan gelang bambu maupun plastik yang berukuran besar. Gelang ini akan dioper kepada teman satu tim hingga mencapai tujuan. Pada akhirnya tujuan utama permainan ini adalah meningkatkan kerja sama dan kekompakkan antara anggota tim.
Pengembangan diri hari pertama pun diakhiri dengan canda tawa yang tertampung pada wajah peserta didik. Sebenarnya, poin utama kegiatan ini bukan hanya untuk mendapatkan trophy. Melainkan, dapat terbentuk rasa toleransi, keakraban, dan membuat lingkungan sekolah menjadi positif. Tujuan pengembangan diri bukan untuk menjadi juara, melainkan untuk melawan rasa takut pada diri sendiri. Selayaknya menjadi juara, jika kita sudah melawan rasa takut itu, kita sudah meraih kemenangan sejati.
Sebuah proses sangat dibutuhkan dalam mencapai hal tersebut, di dalam setiap proses terbentuk suatu kenangan yang berharga. Pada akhirnya, kenangan itulah yang menjadi pengalaman untuk menjalani kehidupan di masa mendatang. Terkadang, kita menjadi berani bukan karena ujian maupun menjawab pertanyaan guru di depan. Namun, berani dapat dilakukan dari hal-hal kecil seperti halnya pengembangan diri.